ETIKA BISNIS
“USAHA RESTORAN BEBEK DOWER DAN
KAITANNYA DENGAN HUBUNGAN PERUSAHAAN STAKEHOLDER/CSR”
KELOMPOK 9
:
Annisa
Ari
Andiko Aji
Ikhsan
Nurba Pratama
Indri
Septiorini
Romi
Winata
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
Annisa
3EA04
11214346
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian dan Jenis Stakeholder
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia,
komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang
memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu, kelompok, maupun
komunitas dan masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki
karakteristik seperti yang diungkapkan oleh Budimanta dkk, 2008 yaitu mempunyai
kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan.
Pihak
yang berkepentingan (stakeholders) dalam perusahaan dapat terdiri dari :
1. Pengusaha (Pemegang Saham) yang
sehari-hari diwakili manajemen.
2. Para pekerja dan serikat pekerja.
3. Para pengusaha Pemasok.
4. Masyarakat (konsumen).
5. Perusahaan Pengguna.
6. Masyarakat sekitar.
7. Pemerintah.
Adapun
pembagian kelompok Stakeholders ini secara umum. Bisa dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok yang di dalam perusahaan atau disebut internal
stakeholders dan yang berada di luar perusahaan yang disebut external
stakeholders.
Internal
Stakeholder
|
External
Stakeholder
|
1. Pemegang
Saham
|
1. Konsumen
|
1. Manajemen
dan Top Executive
|
2. Penyalur
|
2. Karyawan
|
3. Pemasok
|
3. Keluarga
Karyawan
|
4. Bank
|
|
5. Pemerintah
|
|
6. Pesaing
|
|
7. Komunitas
|
Ari Andiko Aji
3EA04
11214529
1.2 Peran Dan Fungsi Stakeholders
Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau
stakeholder dalam organisasi bisnis ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai
berikut :
1. Pemilik (owner) atau Pemegang Saham
Pada
awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau lebih tentang suatu barang
atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha
tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan
mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan
menanggung segala resiko bisnis.
2. Karyawan (employee)
Karyawan
dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan kegiatan perusahaan.
Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara
individu maupun secara kelompok.
3. Kreditor (creditor)
Adalah
lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada perusahaan.
Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu
untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan
tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya
4. Pemasok (supplier)
Pemasok
adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi ketersediaan bahan
baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada
kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya
pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah
dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi
terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah
5. Pelanggan (customer)
Dengan
mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam memberikan produk
dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh karena itu
perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang
menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).
Suatu
perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer
merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya.
Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan
layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
Misalnya,
suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi
pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
Ikhsan Nurba Pratama
3EA04
15214147
6. Pesaing
Kesuksesan perusahaan biasanya
tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing dan peranan mereka dalam
bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing langsung
menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi
oleh perusahaan kita.
7. Pemerintah
Pemerintah
misalnya, memiliki kekuasaan untuk memberikan perijinan.Dalam masyarakat yang
masih ditandai dengan adanya KKN yang masih kuat, bukan tidak mungkin kekuasaan
pemerintah dalam memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang
disusun oleh perusahaan
1.3 Stakeholders Dalam Etika Bisnis
Stakeholders dapat diartikan sebagai segenap pihak
yang terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat. Misalnya
bilamana isu periklanan, maka stakeholder dalam hal ini adalah pihak-pihak yang
terkait dalam isu periklanan, seperti nelayan, masyarakat pesisir, pemilik
kapal, anak buah kapal, pedagang ikan ,pengelah ikan, pembudidaya ikan,
pemerintah, pihak swasta dibidang periklanan, dan sebagainya. Stakeholder dalam
hal ini juga dinamakan pemangkun kepentingan.
Lembaga-lembaga telah menggunakan
istilah stakeholder ini secara luas kedalam proses pengambilan dan implementasi
keputusan. Secara sederhana stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak,
lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isi atau rencana.
Stakeholder menurut definisinya adalah
kelompok atau individu yang dukunganya diperlukan demi kesejahteraan dan
kelangsungan hidup organisasi. Clarkson membagi stakeholder menjadi dua :
Stakeholder primer dan stakeholder sekunder.
Stakeholder primer adalah ‘pihak dimana tanpa
partisipasinya yang berkelanjutan organisasi tidak dapat bertahan.’ Contohnya
Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan
pesaing atau rekanan. Menurut Clarkson, suatu perusahaan atau organisasi dapat
didefinisikan sebagai suatu system stakeholder primer yang merupakan rangkaian
kompleks hubungan antara kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai hak, tujuan,
harapan, dan tanggung jawab yang berbeda. Perusahaan ini juga harus menjalin
relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
Stakeholder sekunder didefinisikan sebagai ‘pihak
yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan, tapi mereka tidak terlibat
dalam transaksi dengan perusahaan dan tidak begitu penting untuk kelangsungan
hidup perusahaan.’ Contohnya Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok
sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat. Perusahaan tidak
bergantung pada kelompok ini untuk kelangsungan hidupnya, tapi mereka bisa
mempengaruhi kinerja perusahaan dengan mengganggu kelancaran bisnis perusahaan.
Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok
pendukung, masyarakat.
Indri Septiorini
3EA04
15214323
1.4 Hubungan Stakeholders Dengan
Perusahaan
Sifat dari hubungan perusahaan dengan
stakeholders mengalami perubahan dinamis seiring berjalanya waktu. Beberapa
pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive),
menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive),
dan akhirnya menjadi interaktif (interactive).
1.4.1
Pola Hubungan Stakeholders
2.
Penjelasan
mengenai pola hubungan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
3.
1)
Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat membuat
keputusan secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya terhadap pihak lain.
4.
2)
Hubungan yang reaktif (reactive); perusahaan cenderung memepertahankan diri
(defensive), dan hanya bertindak ketika dipaksa melakukanya.
5.
3)
Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk
mengantisipasi kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya perusahaan
memiliki departemen khusus yang berfungsi untuk mengidentifikasi isu-isu yang
menjadi perhatian para pemangku kepentinagan utama. Namun, perhatian mereka dan
para stakeholders dipandang sebagai suatu permasalahan yang perlu dikelola,
bukan dipandang sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif.
6.
4)
Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan bahwa
perusahaan harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling menghormati,
terbuka, dan saling dipercaya dengan para
7.
pemangku
kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu hubungan yang
positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber nilai dan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan.
8.
Hubungan perusahaan
dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) diharapkan bersifat interaktif
(interactive). Dengan demikian, diharapkan interaksi ini dapat membantu
perusahaan mempelajari ekspektasi masyarakat, memperoleh keahlian dari luar
perusahaan, mengembangkan solusi kreatif, dan memenangkan dukunga pemangku
kepentingan untuk menerapkan berbagai solusi tersebut. Menurut Tunggal
(2009:63) perlu respon terhadap pemangku kepentinganpada era sekarang ini
dipertajam dengan meningakatkannya globalisasi perusahaan dan dengan munculnya
teknologo-teknologi yang mampu memfasilitasi komunikasi cepat pada pada skala
dunia. Suatu perusahaan dapat membuat sebuah pemetaan mengenai tipe pamangku
kepentinagan yang sedang dihadapi dengan menempatkan dimensi potensi dan
dimensi kerja sama untuk menentukan strategi untuk mengahadapi para pemangku
kepentingan tersebut.
Romi Winata
3EA04
19214795
1.5 Definisi Corporate Social responsibility
(CSR)
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh
perusahaan tidak lagi dianggap beban yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Banyak perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosialnya bukan karena
diwajibkan oleh hukum yang berlaku (Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas), tetapi juga karena secara sosial masyarakat lebih
mendukung perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial. Undang-undang ini
berisi ketentuan bagi perseroan yang menjalan kan kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
Menurut Budi
Untung (2014:3) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen
berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis Universitas Sumatera Utara
24 dan memberikan konstribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas
setempat atau masyarakat luas.Corporate Social Responsibility (CSR)merupakan
bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya bagi kepedulian sosial
maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan dari
perusahaan,Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep bahwa
perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,karyawan,pemegang
saham,komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR)
akan berdampak pada kesinambungan dari perusahaan tersebut. Pengertian lain
diungkapkan oleh Suhandari dalam Hendrik Budi Untung (2008:1) yang mengemukakan
bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau
dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada
keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,sosial,dan lingkungan.
Mu’man Nuryana dalam Isa dan Busyra (2008:36)
mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan
dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis
mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku kepentingan (stakeholders)
berdasarkan prinsip kesukarelawanan dan kemitraan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 GAMBARAN UNIT USAHA
2.1.1
Profil
Usaha
Rumah Bebek Dower Resto merupakan
restoran keluarga berkonsep warisan kuliner nusantara dengan aneka jenis
masakan bebek sebagai menu andalan. Ada bebek sambal dower bagi para penyuka
pedas, dan ada pula bebek cabe ijo yang tidak begitu pedas. Berbekal tekad
ingin melestarikan masakan Indonesia, Bebek Dower Resto juga menawarkan menu
khas Indonesia lain bagi yang tidak menyukai bebek, seperti ayam bakar bumbu
rujak, iga penyet, dan soto betawi.Bebek Dower Resto mulai dibuka resmi pada
tanggal 15 Desember 2011.
Bebek dower resto berlokasi di Jl.
Margasatwa Barat 57, Cilandak, Jakarta Selatan, tepatnya di dekat pintu masuk
barat Kebun Binatang Ragunan. Ini adalah outlet pertama kami. Menu kami terdiri
atas menu utama berupa makanan, minuman, kudapan seperti pisang keju dan tahu
isi dower, serta berbagai macam hidangan penutup seperti es cendol, es
cincau, es krim, maupun sop buah. Tak perlu bingung bila mengajak buah hati ,
karena Bebek Dower Resto juga menyediakan menu khusus bagi anak-anak, seperti
chicken nugget dan omelette.Bebek Dower Resto buka setiap hari mulai pukul
10.00 sampai pukul 22.00. Bebek Dower Resto berkapasitas sekitar 400 orang
dengan tempat parkir yang luas serta taman belakang, sangat cocok untuk
acara-acara seperti ulang tahun, reuni, dan lain-lain. Bebek Dower Resto juga
menyediakan layanan
pesan antar, catering
maupun tumpeng.
Sampai
Saat ini Resto tersebut sudah memiliki lebih dari 10 outlet yaitu :
1. Bebek
Dower Cilandak
2. Bebek
Dower Pejaten Village
3. Bebek
Dower Cibubur Junction
4. Bebek
Dower Rest Area Km 57 Tol Jakarta- Cikampek
5. Bebek
Dower Plaza Blok M
6. Bebek
Dower Blok M Square
7. Foodtruck
Service
8. Bebek
Dower Plaza Kalibata
9. Bebek
Dower Giant Harapan Indah Bekasi
10. Bebek
Dower Mall Ciputra Grogol (Citraland)
11. Bebek
Dower Sarinah
12. Bebek
Dower Pusat Grosir Cililitan
13. Bebek
Dower Plaza Atrium
14. Bebek
Dower Plaza Festival
15. Bebek
Dower Cibinong City Mall
2.1.2
Struktur
Organisasi
Berikut adalah gambaran struktur
organisasi pada Restoran Bebek Dower :
2.1.3
Tata
kelola Perusahaan
Salah
satu unsur yang menunjang pelaksanaan tata kelola usaha ini adalah pengendalian
resiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan usaha yang telah ditetapkan,
manajemen restoran ini melakukan identifikasi serta perkiraan kemungkinan
munculnya potensi resiko beserta dampaknya diikuti dengan penentuan tingkat
resiko tersebut. Saat ini restoran sedang melakukan implementasi salah satu
metode yang digunakan oleh restoran dalam menganalisa resiko adalah HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point) semua pelaksana yang terkait dalam
bisnis proses ikut dalam penentuan dan penilaian resiko serta pengendalian yang
dilakukan dengan tujuan agar tercipta komitmen bersama dalam mengelola resiko
dari proses bisnis yang dijalankan.
2.1.4 HACCP
(Hazard Analysis Critical Control Point)
Suatu
sistem mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko dimana adalah
signifikan untuk keselamatan makanan . Sedangkan HACCP PLAN adalah Suatu
dokumen yang disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip HACCP untuk memastikan
pengendalian resiko dimana adalah signifikan untuk keselamatan makanan dalam
segmen rantai makanan yang sedang dipertimbangkan.
2.1.5
Resiko Usaha
Sebagai restoran yang baru berdiri 5 tahun ini, usaha
ini tentu tidak luput dari resiko yang dapat merugikan kelangsungan operasional
restoran, atau mempengaruhi pertumbuhan penjualan, keuntungan , dan
perkembangan restoran. Apabila resiko-resiko ini tidak dikontrol dengan baik,
pada akhirnya akan mempengaruhi stabilitas dan kelangsungan usaha , tanpa
memperhitungkan besar kecilnya usaha tersebut. Semua bergantung pada upaya
manajemen yang menangani resiko-resiko yang ada dengan strategi dan keputusan
yang tepat.
2.1.6 Resiko
Persaingan
Perkembangan
pesat nama-nama baru dalam industri restoran, baik asing maupun lokal, ditambah
dengan pertumbuhan nama-nama yang sudah eksis menimbulkan persaingan yang
sangat ketat sehingga penurunan pangsa pasar mungkin terjadi, khususnya
dikota-kota metropolitan di indonesia sperti jakarta. Jika persaingan ketat
tidak dihadapi dengan strategi yang tepat, maka dalam kaitanya dengan
pertumbuhan transaksi, hal tersebut akan menjadi ancaman bagi perkembangan
usaha kuliner di indonesia. Menyikapi ancaman persaingan pasar yang cukup
ketat, pemilik tetap pada fokus untuk terus menerapkan perbedaan khusus pada
restoran bebek dower melalui ide-ide pemasaran inovatif menampilkan perbedaan
pada produk-produk restoran, dan terus meningkatkan layanan untuk menjadi
semakin baik setiap tahun.
2.1.7 Resiko
Pasokan Bahan Baku
Meskipun
restoran mulai memperkenalkan produk-produk non bebek untuk memberikan variasi
menu pilihan, namun olahan bebek tetap
merupakan bisnis utama yang di usung oleh restoran. Bahan baku utama bisnis ini
adalah bebek (bebek potong beku) yang dipasok oleh beberapa pemasok bebek yang
ada disekitaran Jabodetabek . Walaupun ada banyak pemasok bebek di daerah lain
tetapi hal ini tidak menjamin kelangsungan pasokan, pasokan seringkali terputus
pada hari-hari libur seperti idul fitri, natal, tahun baru dan libur sekolah.
Untuk mengatasinya, restoran telah membuat kontrak jangka panjang, merencanakan
pesanan lebih awal, dan menyimpan persedian bebek sebelum hari-hari libur
tersebut.
Dengan
kemajuan yang telah dicapai oleh pemasok dalam memproduksi produk-produk berkualitas
dan menyediakan subsitusi produk mengikuti standar yang diberikan,
2.2 Keterkaitan Bisnis Dengan Teori
Restoran
Bebek Dower merupakan salah satu bisnis kuliner yang ada di Jakarta,Restoran
ini hadir untuk melestarikan kuliner khas Indonesia usaha ini merupakan usaha
keluarga untuk yang di buat untuk menarik minat masyarakat sekitar.Restoran ini
telah tumbuh dan berkembang seiring dengan minat konsumen terhadap makanan yang
disajikan oleh restoran ini .
Pemegang
saham terbesar pada usaha ini yaitu pemilik atau owner resto itu sendiri yaitu
Bapak Doni dan Ibu Erna .Sampai saat ini resto tersebut sudaah memiliki banyak
karyawan yang tersebar dibeberapa outlet sebelum menjadi karyawan di resto
tersebut biasanya resto tersebut menyelenggarakan training atau pelatihan
kepada calon karyawan nya yang akan berkerja di resto tersebut.Manajemen dalam
usaha ini cukup tertata baik dalam manajemen keuangan,dan Manajemen
pergundangan. Usaha ini sangat berkaitan dengan Stakeholders dalam kasus di
atas merupakan Internal Stakeholders.
Definisi
Stakeholders sendiri adalah kelompok-kelompok yang berada di dalam maupun
diluar perusahaan/organisasi yang mempunyai peranan dalam menentukan
keberhasilan perusahaan.
Internal
Stakeholder yaitu yang berada dari dalam usaha dalam usaha ini yang termasuk
dalam Internal Stakeholder adalah Pemilik sebagai pemegam saham,karyawan,dan
manager.
Dalam
usaha kuliner ini tentu saja jumlah pesaing usaha sangat banyak. Namun disisi
lain Restoran Bebek Dower ini selalu memiliki keunikan dan inovasi dalam menu
yang di sajikan agar dapat bersaing dalam persaingan usaha kuliner ini,dalam
persaingan usaha restoran bebek dower ini tetap menjunjung tinggi etika dalam
berbisnis. Etika tersebut harus dipegang oleh pelaku usaha seperti harus adanya
optimalisasi manfaat penjualan.
Dalam
mempromosikan usaha nya Restoran ini berkerjasama dengan salah satu jaringan
telepon seluler yaitu Telkomsel dalam hal memberikan beberapa promosi mau pun
memberikan layanan iklan tentang restoran tersebut.
Dan dalam usaha ini pemegang saham
Ibu Erna dan Bapak Doni berperan penting dalam usaha ini Ibu erna dan Bapak
Doni ini berkesinambungan untuk memajukan usaha ini dengan memberikan ide-ide
dalam membersarkan usahanya.
Restoran
bebek dower juga ini memiliki beberapa pemasok bahan baku Pemasok atau supplier
dalam usaha ini,resto ini pun memeliki beberapa supplier mulai dari supplier
bahan baku seperti sayuran,buah-buahan yang diperlukan oleh outlet tidak hanya
itu resto ini juga memiliki supplier bahan baku utama nya yaitu bebek yang
langsung dengan pemasok bebek dari perternak bebek langsung tidak hanya
memiliki satu pemasok dalam hal ini resto mempunyai beberapa supplier agar bila
terjadi suatu hal seperti bahan baku tidak ada atau pun pemasok tidak dapat
mengirim masih ada pemasok yang lain sebagai pengganti.
Pelanggan
atau Costumer pun selalu menjadi hal yang di perhatikan dalam hal ini mengenai
kepuasan pelanggan menarik pelanggan agar kembali dan memberikan
pelayanan-pelayanan terbaik bagi pelanggan restoran tersebut.
Dalam
usaha ini pemerintah juga mempunyai peran penting dalam berjalan nya usaha ini
mulai dari perizinan usaha serta pemilik
selalu berkerjasama dengan pemerintah mulai dari pemasangan baliho maupun
banner yang berkaitan dengan pemerintah yaitu sebagaimana restoran membayarkan
kewajiban nya untuk membayar pajak restoran tersebut.
Kaitan dengan eksternal stakeholder
atau yang berasal dari luar usaha seperti yang dijelaskan di atas adalah
Pemasok,konsumen,pemerintahan. Eksternal Stakeholder adalah yang berasal dari
luar usaha.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai
Stakeholders, Jenis stakeholders, stakekeholder dalam etika bisnis serta kaitan
stakeholder dengan usaha, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
·
Dalam bisnis ini dimana terjadi hubungan
saling ketergantungan dalam usaha tersebut baik dari pemegang saham,karyawan,
manager,pemasok dan pemerintah yang merupakan wujudan dari stakeholder.
DAFTAR PUSTAKA
Erni R Ernawan, Dr
(2007) Business Ethics: Etika Bisnis .
Alfabeta .Jakarta
Keraf, A,Sonny, (1998).
Etika Bisnis Dan Relevasinya.
Kanisius. Yogyakarta