BAB VII
PENGERTIAN
BUDAYA ORGANISASI DAN PERUSAHAAN,HUBUNGAN BUDAYA DAN ETIKA,KENDALA DALAM
MEWUJUDKAN KINERJA BISNIS
Di
susun oleh :
Annisa
Ari Andiko
Ikhsan Nurba Pratama
Indri Septiorini
Romi Winata
Universitas Gunadarma
Depok
2017
BAB I
1.
Hakekat
mata kuliah etika bisnis
Etika
dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang
lain.Kejujuran yang ekstrem, kemampuan untuk menganalisis batas-batas kompetisi
seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan.Kata
itu mengisyarakatkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir
menghancurkan musuh-musuhnya.
Dengan
melalui ilmu, maka kita dapat merenungkan dan membayangkan bahwa kita ditantang
untuk terjun ke arena baru, yaitu pasar bebas dunia (globalisasi) di masa
mendatang. Jika kita ingin mencapai keberhasilan di era globalisasi, sudah
saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis yang bermoral dan beretika.
Dengan
adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk
melaksanakanya, maka jurang itu dapat dikurangi, serta optimis bahwa salah satu
kendala dalam menghadapi eraglobalisasi dapat diatasi.
Dunia
bisnis,tidak hanya menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha,
tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan Internasional.
Kegiatan
bisnis penuh dengan pasang surut, siasat, taktik maupun cara-cara strategis dan
bahkan saling jegal antar pesaing satu sama lain.
2.
Definisi
Etika Bisnis
Pengertian
etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” berarti
adat istiadat atau kebiasaan berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata
cara hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu
orang ke orang lain atau dari satu generasi ke genarasi yang lainnya.
Pengertian tersebut relatif sama dengan moralitas.
Jadi, pengertian secara umum,etika, moralitas, sama-sama berarti sistem nilai
tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah
diinstitusionalkan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam
pola perilaku yang konsisten dan berulang dalam kurun waktu yang lama
sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.
Dengan demikian, etika
dalam pengertian pertama berisikan nilai dan norma-norma konkret yang
menjadi pedomen dan pegangan hidup manusia dalam kehidupannya. Adapun
pengertian etika dalam pengertian kedua adalah
lebih normatif sehingga mengikat setiap pribadi manusia.
Selain uraian di atas, dapat dikatakan bahwa etika
bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Dalam menciptkan etika bisnis, ada hal-hal yang
diperhatikan antara lain adalah :
1. Pengendalian
diri
2. Pengembangan
tanggung jawab sosial perusahaan (social
responsibility)
3. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
4. Menciptakan
persaingan yang sehat
5. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari
sifat KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang dapat merusak tatanan moral
7. Harus
mampu untuk menyatakan hal benar itu adalah benar
8. Membentuk
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke
bawah
9. Konsekuen
dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10. Menumbuh
kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati (sense of belonging)
11. Perlu
adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan maupun perundang-undangan
Permasalahan yang dihadapi dalam etika
bisnis pada dasarnya ada tiga macam jenis masalah, yaitu :
1. Sistematik,
yaitu masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis
yang muncul mengenai sistem ekonomi politik, hukum, dan sistem sosial lainnya
dimana bisnis beroperasi.
2. Korporasi,
yaitu permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah
pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan
ini mencakup pertanyaan tentang moralitas, aktivitas, kebijakan, praktik dan
struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan
3. Individu,
yaitu permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul
seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan
tentang moralitas keputusan, tindakan, dan karakter individual.
3.
Etiket, Moral, Hukum dan Agama
Etiket berasal dari bahasa Prancis
yaitu ethiquete yang berarti tata
cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sedangkan etika berasal dari
bahasa Yunani/ latin berari falsafah moral dan merupakan cara hidup yang baik
dan benar dilihat dari sosial,budaya dan agama. Walaupun demikian, keduanya
juga memiliki kesamaan, yaitu :
1. Mempunyai
objek yang sama, yaitu perilaku atau tindak tanduk manusia.
2. Mengatur
perilaku manusia secara normatif, yang berarti bahwa perilaku manusia dan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukannya.
Sedangkan etika
sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pedoman
tolok ukur yang siap pakai sehingga dalam praktik sehari-hari dalam melakukan
bisnis bagi pelaku bisnis harus mengetahui norma-norma yang berlaku di mana
kegiatan tersebut dilakukan.
Norma umum
adalah sebuah aturan yang bersifat umum atau universal pada norma umum meliputi
:
1. Norma
sopan satun, disebut juga norma etiket, adalah norma yang mengatur pola
perilaku dan sikap lahiriah manusia.
2. Norma
hukum, adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat
karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Norma
moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
Moral dan Hukum
Sebenarnya terdapat hubungan erat,
karena antara satu dengan yang lain saling mempengaruhi dan saling membutuhkan.
Kualitas hukum ditentukan oleh moralnya. Karena itu hukum harus dinillai/diukur
dengan norma moral. Undang-undang moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu
masyarakat kesadaran moralnya mencapai tahap yang cukup matang ,walaupun begitu
antara moral dan hukum harus dibedakan. Perbedaan tersebut antara lain :
Hukum bersifat obyektif karena hukum
dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka hukum lebih besar
memiliki kepastian yang lebih besar, sedangkan norma bersifat subyektif dan
akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang mengingikan
kejelas tentang etis dan tidaknya.
Etika dan Agama
Etika mendukung keberadaan Agama
dimana etika sendiri sanggup membantu manusia dalam menggunkan akal pikiran
untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni
etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional.
4.
Klasifikasi
Etika
Menurut buku karangan Dr.H.Budi Untung, S.H., M.M,
etika dapat diklasikasikan menjadi :
1. Etika
Deskriptif
Etika deskriptif yaitu
etika di mana objek yang di nilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam
mengejar tujuan hidupnya sebagai mana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia
sebagaimana adanya ini tercermin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya
di masyarakat secara turun-temurun.
2. Etika
Normatif
Etika normatif yaitu
sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas
yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan
dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi acuan bagi
masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
3. Etika
Deontologi
Etika deontologi yaitu
etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik
terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari
akibat dan tujuan yang ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi
dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau pihak lain.
4. Etika
Teleologi
Etika teleologi adalah
etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan.
Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai
adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibt yang baik. Baik di tinjau dari
kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
Dalam etika ini dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
a. Egoisme
Egoisme yaitu etika yang
baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik
b. Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah
etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.
5. Etika
Relatifisme
Etika Relatisme adalah
etika yang dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok
parsial dan kelompok universal atau global.
5.
Konsepsi
Etika
Konsep
etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan).Budaya
perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita
dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat
dari cara karyawanya berbicara.
Dasar
pemikiran :
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup
apabila perusahaan tersebut memiliki sebuah pasar, dan dapat dikelola oleh
orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya.
Agar perusahaan tersebut mampu
melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
a) Intern,
misalnya perburuhan
b) Ekstern,
misalnya konsumen dan persaingan
c) Lingkungan,misalnya
gangguan keamanan
Pada dasar nya ada 3 hal yang dapat
membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu :
1. Perusahaan
tersebut dapat menemukan sesuatu yang baru
2. Mampu
menemukan yan terbaik dan berbeda
3. Tidak
lebih jelek dari yang lain untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya
nilai-nilai yang tercermin pada :
-
Visi
-
Misi
-
Tujuan
-
Budaya organisasi
Nama : Annisa
Npm
: 11214346
Kelas
: 3EA04
BAB VII
Fungsi Budaya Organisasi
Budaya
organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi
dan tujuan organisasi . di samping itu akan meningkatkan kekompakan tim antar
departemen ,divisi atau unit organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang
mengikat orang dalam organisasi bersama-sama . Budaya organisasi membentuk
perilsku staf dengan mendorong pencampuran core values dan perilaku yang
diinginkan, sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan
efektif, meningkatkan konsisten, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi
dan kontrol . Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi staf dan memberi
mereka perasaan memiliki , loyalitas, kepercayaan, dan nilai-nilai ,dan
mendorong mereka berfikir positif tentang mereka dan organisasi. Dengan
demikian, organisasi dapat memaksimalkan dapat mengahasilkan potensi dan
memenangkan kompetensi .Dengan budya organisasi kita dapat memperbaiki perilaku
dan motivasi sumber daya manusia
sehingga meningkatkan kinerja organisasi harus selalu dikempangkan
sesuai dengan perkembangan lingkungan .
Budaya
perusahaan yang terbuka seimbang sangat produktif karena memberikan kesempatan kepada orang
untuk membawakan dirinya bekerja. Namun kebanyakan budaya perusahaan mempunyai
setengah bawah ,yaitu faktor operasi berkembang dengan baik tetapi setengah
atasnya, yaitu faktor human dan kurang berkembang. Bagi kebanyakan organisasi
masalah dapat di tentukan oleh teknologi.
Budaya
Organisasi yang terpelihara dengan baik, mampu memprilakukan dengan
iman,takwa,kreatif dan dapat bergaul harus dapat dikembangkan. Manfaat dapat
diambil dari budaya demikian adalah dapat menjam in hasil kerja dengan
kualiotas yang lebih baik .mencatat tujuh fungsi budaya yaitu :
1. Specific
what us of primary importance for organization, the standars against which is successeded
failures should be measured.
2. Dictates
how the organization and its members can expect from each other.
3. Establihes
what the organization and its members can expect from each other.
4. Makes
some methods of controlling bahavior whitin the organization.
5. Select
the behaviours in wich members should or should.
6. Sets
the for how members should treat each other and how should treat nonmembers.
7. Instructa
members about how to detail with the external envorenment.
Budaya
organisasi memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Menuntukan
hal penting yang mendasari organisasi, standar dan keberhasilan dan kegagalan
harus bisa di ukur.
2. Menjelaskan
bagai mana sumber-sumber organisasi digunakan dan untuk kepentingan apa.
3. Menciptakan
apa yang di dapat organisasi dan para anggotanya harapkan satu sama lain.
4. Dan
membuat beberapa metode untuk pengkontrolan perilaku.
5. Menyeleksi
perilaku yang memungkinkan anggota terlibat atau tidak.
6. Mementukan
suatu tantangan bagai mana anggota haru menciptakan kebersamaan antar anggota .
7. Membangun
anggotanya untuk berhubungan secara agresif.
Sedangkan
Robbins (1990) mencatat lima budaya fungsi organisas, yaitu :
1. Membedakan
suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
2. Meningkatkan
sense of denity anggota.
3. Meningkatkan
komitmen bersama.
4. Menciptakan
stabilitas sistem sosial.
5. Mekanisme
pengendalian yang terpadu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.
Budaya
organisasi yang kuat akan memberikan dampak positif pada kinerja institusi
secara umum sebab budaya organisasi tersebut akan mengarahkan perilaku para
pegawai dan manajemen organisasi tersebut akan mengbarahkan perilaku para
pegawai dan manajemen organisasi. Pusdiklat pertamina (1995) dalam Aan Komariah
dan Cepi Triatna (2005) mencatat lima fungsi organisasiyang hampor sama dengan
dengan yang dikemukakan Robbins, yaitu sebagai berikut:
1. Pembatasan
peran. Filosofi yang diutarakan oleh pendiri atau pemimpin berfungsi sebagai
diskriminan yang membedakan satu organisasi dengan organisasi yang laim,
slogan, jargon, atau atribut seperti pakaian seragam, logo dan simbol
memberikan batasan sikap dan perilaku setiap anggota organisasi.
2. Identitas.
Identitas tertentu dipentingkan anggota sebagai identitas yang membedakan satu
dengan yang lain dan memberikan kebanggan tersendiri.
3. Perekat
komitmen anggota organisasi. Perekat sosial dan perekat para pegawai agar
mereka satu langkah dalam melihat kepentingan lembaga secara keseluruhan demi
tercapainya standar kinerja lembaga yang telah ditetapkan.
4. Peningkatkan
stabilitas sistem sosial. Penciptaan dan pemeliharaan kerja yang memalui
aktivitas bersama dalam upacara, syukuran, event-event, keolahragaan, dan
sebagainya dapat meningkatkanstabilitas sistem sosial.
5. Mekanisme
konrol. Budaya organisasi memberikan petunjuk, sikap, dan perilaku anggota
kelompok. Norma-norma kelompok yang merupakan bagian dari budaya organisasi
haruslah inheren didalam hati para anggotanya.
Budaya
organisasi dalam peranannya sebagai pembatasmembedakan satu organisasi dengan
organisasi yang lain membedakan identitas (sense of identity) pada anggota
organisasi. Budaya organisasi yang meresap pada anggota akan menumbuhkan
komitmen. Komitmen diartikan sebagai suatu kondisi ketika anggota organisasi
memberikan segenap kemampuannya dan loyalitas
tertinggi kepda organisasi. Disamping itu juga mendorong sumber daya
manusia atau anggota organisasi untuk mencapai prestasi kerja atau
produktivitas yang lebih baik dan dengan diketahui secara pasti jenjang
kariernya diorganisasi mendorong mereka untuk konsisten dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Budaya organisasi
bukan saja bermanfaat bagi anggota organisasi, tetapi juga bagi organisasi
sebagai lembaga. Budaya organisasi bermanfaat sebagai salah satu unsur yang
dapat menekan trun over pegawai karena budaya organisasi bermanfaat sebagai
salah satu unsur yang dapat ,enekan trun over pegawai karena budaya organisasi
mendorong anggota memutuskan untuk tetap berkembang bersama lembaga. Dengan
adanya budaya organisasi dapat membuat program-program pengembangan usaha dan
pengembangan sumber daya manusiayang didukung penuh seluruh jajaran sumber daya
manusia yang ada.
Nama : Indri Septiorini
Npm
: 15214323
Kelas
: 3EA04
PEDOMAN DAN TINGKAH LAKU
Menurut
buku Bambang Rudito dan Melia Famiola ,Segala tindakan dan tingkah laku manusia
bila dicermati akan tampak sebuah pola yang menggolongkan manusia tersebut
dalam kelompok-kelompok sosial tertentu yang menjadi ciri dari tindakan khas
kelompok sosial yang bersangkutan. Tindakan-tindakan dan tingkah laku tersebut
mencerminkan tingkah laku berkenaan dengan ciri khas kelompok sosial yang
memunculkan tingkah laku tersebut, karena pada dasarnya tingkah laku tersebut
mempunyai pedoman yang satu yang dipahami oleh banyak orang sebagai kelompok
sosialnya. Dengan polanya yang selalu terjadi berulang-ulang, maka dapat
dikatakan bahwa tingkah laku tersebut sudah menjadi adat istiadat yang berlaku
dan tentunya tercermin juga dalam bentuk-bentuk hukum adat.
Penguatan
kebiasaan yang berupa adat istiadat tersebut tercermin pada unsur-unsur
kebudayaannya yang dapat diidentifikasi sebagai teknologi,ekonomi (mata
pencaharian), religi, kesenian, bahasa, kekerabatan, dan organisasi sosial dan
pengetahuan dari kelompok sosial yang bersangkutan. Kesemua unsur – unsur
budaya yang bersangkutan akan saling terkait dengan lainnya dengan kenyataan
sosial yang ada dalam arena sosial tertentu yang melingkupi kelompok sosial
yang bersangkutan,seperti misalnya pada masyarakat dengan lainnya seperti
misalnya pada masyarakat dengan kehidupannya sebagai bertani sawah, maka
kecenderungan teknologi pengelolahan tanah yang kemudian dikuatkan oleh adanya
religi yang mengarah pada upacara-upacara dalam bercocok tanam misalnya.
Unsur-unsur
kebudayaan ini hanya dapat dimaknai ketika orang yang terlibat didalamnya
sebagai anggota masyarakat dapat mewujudkan dalam bentuk tindakan dan tingkah
laku,dengan tingkah laku yang muncul sesuai dengan unsur kebudaayaan yang ada
maka otomatis moralitas yang menjadi sumber penilaian dalam berhubungan
antarmanusia akan juga tampak ketika terwujud dalam kenyataan sosial.
Dengan
kenyataan sosial yang ada dalam arena sosial tertentu yang melingkupi kelompok
sosial yang bersangkutan, pelanggaran – pelanggaran terhadap tingkah laku pada
dasarnya merupakan ketidak sesuaian antara pengetahuan yang dipunyainy dengan
kenyataan yang harus dihadapi oleh manusia tersebut dalam berinteraksi satu
sama lain.
Pelanggaran
– pelanggaran terhadap tingkah laku pada dasarnya merupakan ketidaksesuaian
antara pengetahuan yang di punyainya dengan kenyataan yang harus dihadapi oleh
manusia tersebut dalam berinteraksi satu sama lain.
Kebudayaan
adalah milik masyarakat, kemudian individu sebagai anggota masyarakat dengan
kebudayaan tertentu akan mempunyai pengetahuan tentang budayanya (cultural knowledge), dan dengan
pengetahuan budaya ini dipakai untuk memahami lingkungan dan mendorong
terwujudnya tingkah laku (cultular
behavior).Biasanya dalam masyarakat suku bangsa atau golongan sosial lain,
tingkah laku budaya ini kemudian menciptakan benda-benda budaya (cultural artifact).
Nama
: Indri Septiorini
Npm
: 15214323
Kelas
: 3EA04
APRESIASI
BUDAYA
Menurut
buku Bambang Rudito dan Melia Famiola , Dalam proses adaptasi budaya yang dilakukan
oleh perusahaan kaitannya dengan pembentukkan kebudayaan korporasi dalam
pengetahuan para anggotanya dan dijadikan wujud nyata oleh para anggotanya
sehingga memunculkan jati diri dari perusahaan yang bersangkutan, maka biasanya
anggota – anggota organisasi termasuk juga perusahaan melakukan apa yang
disebut sebagai apresiasi budaya.
Apresiasi
budaya ini merupakan sebuah istilah untuk menyebutkan suatu kegiatan mengkaji
ulang segala tingkah laku dan tindakan yang pernah dilakukan oleh individu – individu
sebagai anggota sebuah organisasi sosial.
Apresiasi
budaya menyangkut bebeberapa proses antara lain :
1.
Pengembangan
strategi, strategi disini yang dimaksudkan adalah suatu proses
dalam rangka mewujudkan etika dalam nilai budaya suatu perusahaan kedalam wujud
nyata sebagai tindakan.Sehingga terdapat kesesuaian antara tindakan yang
terwujud dlam interaksi sosial dengan pandangan hidup, nilai, norma,
pengetahuan, aturan, etika yang terangkum dalam kebudayaan yang dijadikan acuan
oleh anggota komunitas yang bersangkutan.
2.
Pengembangan
metodologi dan instrumen, metodologi dan instrumen terkait
dengan perangkat yang dipakai serta urutan tindakan yang dilakukan dalam rangka
proses perwujudan tindakan budaya berdasarkan nilai budaya yang dianut oleh perusahaan.
Cara-cara yang ditempuh oleh anggota komunitas perusahaan dalam menerapkan
nilai budaya pada tindakan individunya akan berbeda antara satu perusahaan
dengan lainnya dan ini tergantung pada pranata yang dipunyai oleh kebudayaan
perusahaan yang bersangkutan.
3.
Pengembangan
Teknik Dan Prosedur, Teknik dan prosedur disini dimaksudkan
adalah suatu cara dan urutan tindakan apa saja yang dilakukan dalam mewujudkan
nilai budaya untuk menjadi tindakan yang sesuai dengan kebudayaan yang dianut
oleh komunitas perusahaan.
4.
Sosialisasi
dan Pembelajaran, Sosialisasi di sini adalah suatu proses
untuk belajar berperan bagi individu dalam suatu komunitas perusahaan dengan
kebudayaan tertentu,dan ini menyangkut beberapa sarana yang dipakai sebagai
sosialisasi yang terdiri dari : para shareholder
dan pensiunan; teman sekerja satu bidang perkerjaan; pendidikan atau pelatihan;
jurnal atau media yang diterbitkan dan komunitas perusahaan itu sendiri.
Dengan
apresiasi budaya masing-masing anggota komunitas yang dalam hal ini adalah
komunitas perusahaan dapat dengan baik menginternalisasikan nilai-nilai dan
norma serta pengetahuan dan aturan perusahaan ke dalam tingkah laku
masing-masing individu.Dengan demikian secara otomatis kebudayaan perusahaan
yang ada dapat berkesinambungan.
Pembentukan
budaya dalam sebuah korporasi menjadi hal yang mutlak bagi pengembangan sinergi
hubungan antar karyawan sebagai anggota warga korporasi yang bersangkutan.Ini
ditujukkan dengan peranan budaya perusahaan yang menjadi pedoman dalam bertindak
dan bertingkah laku bagi karyawannya.
Nama : Romi winata
Npm : 19214795
Hubungan etika dan budaya
Secara
konsep ada hubungan kuat antara
etika dan budaya. Masyarakat yang
berbudaya tinggi dianggap lebih mengerti dan memahami tentang etika, namun
masyarakat dengan budaya cenderung pemahaman etika menjadi kurang. Kepemilikan
budaya bersumber dari leluhur mereka tentang aturan-aturan dan hal-hal yang
harus dilaksanakan sebagai sebuah warisan kebanggaan secara turun menurun.
Bagi
masyarakat pedalaman kalimantan sangat menghargai pohon-pohon yang tumbuh di
hutan, karna pohon-pohon tersebut adalah pemberi rezeki bagi kehidupan mereka.
Sehingga mereka sangat menentang segala tindakan seperti penebangan pohon
secara sembarangan, apalagi jika berkeinginan untuk melakukan eksploitasi pohon
secara besar-besaran demi kepentingan
bisnis. Konsep kehidupan ini sebenarnya juga terjadi pada tempat lain. dan
beberapa bukti telah memperlihatkan bagi
mereka yang merusak dan mengeskploitasi hutan secara sembarangan telah
menyebabkan bencana alam yang merugikan banyak pihak, seperti banjir bandang,
tanah longsor dan lainya.
Kiranya ada banyak sedekah yang bisa kita berikan
pada banyak orang tidak hanya sedekah harta namun sedekah ilmu juga menjadi
penting. Orang yang berhasil mendapat kedudukan, memiliki kecerdasan, menjadi
pengusaha, dan sejenisnya kiranya sangatlah perlu untuk memberikan sedekah ilmu
yang ia memiliki, agar orang lain juga bisa menjadi sukses seperti dia. Seperti
mengajarkan bagaimana ia meniti Karir dari bawa hingga ke atas, serta apa-apa
yang harus generasi selanjutnya siapkan. Karena setiap kesuksesan seseorang
sebenarnya tidak perna terlepas dari doa dan bantuan dari berbagai pihak,
termasuk bantuan dari orang-orang terdekatnya. Seperti teman, kerabat, dan
berbagai handai taulan lainya. Memang penafsiran menolong disini artinya
menolong demi menciptakan kebaikan bukan menolong untuk menciptakan kehancuran,
atau merusak tatanan kehidupan madani yang telah terbangun.
Penafsiran lebih dalam dapat kita pahami bahwa dalam
menolong dan membantu ada batas-batas yang dianggap boleh atau layak untuk
dilakukan dan ada batas-batas yang tidak boleh dimasuki. Contoh seorang
pimpinan yang memiliki keponakan yang melamar pekerjaan diperusahaan yang
dipimpinnya. Tentunya jika pimpinan tersebut ingin memepergunakan “power” atau
pengaruhnya ia akan bisa dengan mudah meluluskan keponakannya untuk bisa
bekerja di sana walaupun ia dianggap memiliki kompetensi yang rendah. Tapi tindakan itu dianggap
melanggar atika atau sangat tidak etis.
Dapat kita lihat dari contoh penafsiran diatas bahwa
mereka yang berbudaya tinggi cenderung untuk memahami etika bisnis secara jauh
lebih jernih. Artinya apa yang ia peroleh dijadikan sebagai ilmu yang akan ia
wariskan guna menciptakan suatu tatanan bisnis yang memiliki konsep budaya
terhormat, dengan salah satunya menghargai budaya para nenek moyang. Yaitu
menghargai sesama manusia dan hidup damai dengan alam. Dan tidak menjadikan dengan apa yang ia peroleh
dari dalam dengan merusak alam itu sendiri atau berbuat kemungkaran diatas muka
bumi ini.
Nama : Annisa
Npm
: 11214346
Kelas : 3EA04
Pengaruh Etika Terhadap Budaya
Perusahaan
Etika
seseorangdan etika bisnis adalah suatu kesatuan yang terintegrasi sehingga
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dan saling melengkapi dalam
mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok yang menjadi organisasi
yang mana akan berpengaruh pada budaya perusahaan itu. Jika suatu etika menjadi
nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan, maka hal
tersebut akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan yang pada akhirnya
akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan karyawan.
Etika bisnis merupaka output pendidikan
seseorang pada masa kecil, dan dipengaruhi juga oleh lingkungan (sosial budaya
sekitarnya). Hal tersebut ini dapat pengaruh yang signifikan antara etika
seseorang dan tingkatan manajer terhadap tingkah laku etis dalam pengambilan
keputusan. Kemanapun sesorang profesional untuk mengerti dan peka akan adanya
masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial
budaya, dan masyarakat dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan
sumbangan yang sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi
lebih baik jika mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Sonny. Etika
Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Pustaka Filsafat
Sudaryono, Dr. 2014. Budaya dan Perilaku Organisasi . Lentera
ilmu Cendekia Perkantoran sentra. Jakarta
Rudito, Bambang & Mella
Famiola.2013. CSR. Rekayasa Sains. Bandung
Fahmi,Irham. Etika Bisnis kasus, dan solusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar