Rabu, 05 April 2017

MAKALAH ETIKA BISNIS


BAB VII
PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI DAN PERUSAHAAN,HUBUNGAN BUDAYA DAN ETIKA,KENDALA DALAM MEWUJUDKAN KINERJA BISNIS

Di susun oleh :
Annisa
Ari Andiko
Ikhsan Nurba Pratama
Indri Septiorini
Romi Winata

Universitas Gunadarma
Depok
2017
BAB I

1.      Hakekat mata kuliah etika bisnis
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam membantu orang lain.Kejujuran yang ekstrem, kemampuan untuk menganalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui kesalahan dan belajar dari kegagalan.Kata itu mengisyarakatkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang mahir menghancurkan musuh-musuhnya.
Dengan melalui ilmu, maka kita dapat merenungkan dan membayangkan bahwa kita ditantang untuk terjun ke arena baru, yaitu pasar bebas dunia (globalisasi) di masa mendatang. Jika kita ingin mencapai keberhasilan di era globalisasi, sudah saatnya dunia bisnis kita mampu menciptakan kegiatan bisnis  yang bermoral dan beretika.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakanya, maka jurang itu dapat dikurangi, serta optimis bahwa salah satu kendala dalam menghadapi eraglobalisasi dapat diatasi.
Dunia bisnis,tidak hanya menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan Internasional.
Kegiatan bisnis penuh dengan pasang surut, siasat, taktik maupun cara-cara strategis dan bahkan saling jegal antar pesaing satu sama lain.






2.                  Definisi Etika Bisnis
Pengertian etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau kebiasaan berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke genarasi yang lainnya.
Pengertian tersebut relatif sama dengan moralitas. Jadi, pengertian secara umum,etika, moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalkan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang konsisten dan berulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebuah kebiasaan.
Dengan demikian, etika dalam pengertian pertama berisikan nilai dan norma-norma konkret yang menjadi pedomen dan pegangan hidup manusia dalam kehidupannya. Adapun pengertian etika dalam pengertian kedua adalah lebih normatif sehingga mengikat setiap pribadi manusia.
Selain uraian di atas, dapat dikatakan bahwa etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Dalam menciptkan etika bisnis, ada hal-hal yang diperhatikan antara lain adalah :
1.      Pengendalian diri
2.      Pengembangan tanggung jawab sosial perusahaan (social responsibility)
3.      Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4.      Menciptakan persaingan yang sehat
5.      Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6.      Menghindari sifat KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang dapat merusak tatanan moral
7.      Harus mampu untuk menyatakan hal benar itu adalah benar
8.      Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
10.  Menumbuh kembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati (sense of belonging)
11.  Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan maupun perundang-undangan
Permasalahan yang dihadapi dalam etika bisnis pada dasarnya ada tiga macam jenis masalah, yaitu :
1.      Sistematik, yaitu masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
2.      Korporasi, yaitu permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas, aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan
3.      Individu, yaitu permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan, dan karakter individual.






3.  Etiket, Moral, Hukum dan Agama
            Etiket berasal dari bahasa Prancis yaitu ethiquete yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Sedangkan etika berasal dari bahasa Yunani/ latin berari falsafah moral dan merupakan cara hidup yang baik dan benar dilihat dari sosial,budaya dan agama. Walaupun demikian, keduanya juga memiliki kesamaan, yaitu :
1.      Mempunyai objek yang sama, yaitu perilaku atau tindak tanduk manusia.
2.      Mengatur perilaku manusia secara normatif, yang berarti bahwa perilaku manusia dan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukannya.
Sedangkan etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret sebagai pedoman tolok ukur yang siap pakai sehingga dalam praktik sehari-hari dalam melakukan bisnis bagi pelaku bisnis harus mengetahui norma-norma yang berlaku di mana kegiatan tersebut dilakukan.
Norma umum adalah sebuah aturan yang bersifat umum atau universal pada norma umum meliputi :
1.      Norma sopan satun, disebut juga norma etiket, adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah manusia.
2.      Norma hukum, adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
3.      Norma moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
Moral dan Hukum
Sebenarnya terdapat hubungan erat, karena antara satu dengan yang lain saling mempengaruhi dan saling membutuhkan. Kualitas hukum ditentukan oleh moralnya. Karena itu hukum harus dinillai/diukur dengan norma moral. Undang-undang moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat kesadaran moralnya mencapai tahap yang cukup matang ,walaupun begitu antara moral dan hukum harus dibedakan. Perbedaan tersebut antara lain :
            Hukum bersifat obyektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka hukum lebih besar memiliki kepastian yang lebih besar, sedangkan norma bersifat subyektif dan akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang mengingikan kejelas tentang etis dan tidaknya.
Etika dan Agama
            Etika mendukung keberadaan Agama dimana etika sendiri sanggup membantu manusia dalam menggunkan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional.
4.                  Klasifikasi Etika
Menurut buku karangan Dr.H.Budi Untung, S.H., M.M, etika dapat diklasikasikan menjadi :
1.      Etika Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika di mana objek yang di nilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya sebagai mana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini tercermin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara turun-temurun.

2.      Etika Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku manusia atau masyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi acuan bagi masyarakat umum atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.

3.      Etika Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan tujuan yang ditimbulkan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau pihak lain.

4.      Etika Teleologi
Etika teleologi adalah etika yang diukur dari apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan mempunyai akibt yang baik. Baik di tinjau dari kepentingan pihak yang terkait, maupun dilihat dari kepentingan semua pihak. Dalam etika ini dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu :
a.       Egoisme
Egoisme yaitu etika yang baik menurut pelaku saja, sedangkan bagi yang lain mungkin tidak baik

b.      Utilitarianisme
Utilitarianisme adalah etika yang baik bagi semua pihak, artinya semua pihak baik yang terkait langsung maupun tidak langsung akan menerima pengaruh yang baik.

5.      Etika Relatifisme
Etika Relatisme adalah etika yang dipergunakan dimana mengandung perbedaan kepentingan antara kelompok parsial dan kelompok universal atau global.


5.                  Konsepsi Etika
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate culture (budaya perusahaan).Budaya perusahaan merupakan karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita dan norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari cara karyawanya berbicara.
Dasar pemikiran :
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup apabila perusahaan tersebut memiliki sebuah pasar, dan dapat dikelola oleh orang-orang yang ahli dan menyenangi pekerjaannya.
Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
a)      Intern, misalnya perburuhan
b)      Ekstern, misalnya konsumen dan persaingan
c)      Lingkungan,misalnya gangguan keamanan
Pada dasar nya ada 3 hal yang dapat membantu perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu :
1.      Perusahaan tersebut dapat menemukan sesuatu yang baru
2.      Mampu menemukan yan terbaik dan berbeda
3.      Tidak lebih jelek dari yang lain untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya nilai-nilai yang tercermin pada :
-          Visi
-          Misi
-          Tujuan
-          Budaya organisasi
  


Nama   : Annisa
Npm    : 11214346
Kelas   : 3EA04
BAB VII
Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi . di samping itu akan meningkatkan kekompakan tim antar departemen ,divisi atau unit organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama-sama . Budaya organisasi membentuk perilsku staf dengan mendorong pencampuran core values dan perilaku yang diinginkan, sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif, meningkatkan konsisten, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi koordinasi dan kontrol . Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi staf dan memberi mereka perasaan memiliki , loyalitas, kepercayaan, dan nilai-nilai ,dan mendorong mereka berfikir positif tentang mereka dan organisasi. Dengan demikian, organisasi dapat memaksimalkan dapat mengahasilkan potensi dan memenangkan kompetensi .Dengan budya organisasi kita dapat memperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia  sehingga meningkatkan kinerja organisasi harus selalu dikempangkan sesuai dengan perkembangan lingkungan .

Budaya perusahaan yang terbuka seimbang sangat produktif  karena memberikan kesempatan kepada orang untuk membawakan dirinya bekerja. Namun kebanyakan budaya perusahaan mempunyai setengah bawah ,yaitu faktor operasi berkembang dengan baik tetapi setengah atasnya, yaitu faktor human dan kurang berkembang. Bagi kebanyakan organisasi masalah dapat di tentukan oleh teknologi.
Budaya Organisasi yang terpelihara dengan baik, mampu memprilakukan dengan iman,takwa,kreatif dan dapat bergaul harus dapat dikembangkan. Manfaat dapat diambil dari budaya demikian adalah dapat menjam in hasil kerja dengan kualiotas yang lebih baik .mencatat tujuh fungsi budaya yaitu :
1.      Specific what us of primary importance for organization, the standars against which is successeded failures should be measured.
2.      Dictates how the organization and its members can expect from each other.
3.      Establihes what the organization and its members can expect from each other.
4.      Makes some methods of controlling bahavior whitin the organization.
5.      Select the behaviours in wich members should or should.
6.      Sets the for how members should treat each other and how should treat nonmembers.
7.      Instructa members about how to detail with the external envorenment.

Budaya organisasi memiliki fungsi sebagai berikut :
1.      Menuntukan hal penting yang mendasari organisasi, standar dan keberhasilan dan kegagalan harus bisa di ukur.
2.      Menjelaskan bagai mana sumber-sumber organisasi digunakan dan untuk kepentingan apa.
3.      Menciptakan apa yang di dapat organisasi dan para anggotanya harapkan satu sama lain.
4.      Dan membuat beberapa metode untuk pengkontrolan perilaku.
5.      Menyeleksi perilaku yang memungkinkan anggota terlibat atau tidak.
6.      Mementukan suatu tantangan bagai mana anggota haru menciptakan kebersamaan antar anggota .
7.      Membangun anggotanya untuk berhubungan secara agresif.

Sedangkan Robbins (1990) mencatat lima budaya fungsi organisas, yaitu :
1.      Membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya.
2.      Meningkatkan sense of denity anggota.
3.      Meningkatkan komitmen bersama.
4.      Menciptakan stabilitas sistem sosial.
5.      Mekanisme pengendalian yang terpadu dan membentuk sikap dan  perilaku karyawan.
Budaya organisasi yang kuat akan memberikan dampak positif pada kinerja institusi secara umum sebab budaya organisasi tersebut akan mengarahkan perilaku para pegawai dan manajemen organisasi tersebut akan mengbarahkan perilaku para pegawai dan manajemen organisasi. Pusdiklat pertamina (1995) dalam Aan Komariah dan Cepi Triatna (2005) mencatat lima fungsi organisasiyang hampor sama dengan dengan yang dikemukakan Robbins, yaitu sebagai berikut:
1.      Pembatasan peran. Filosofi yang diutarakan oleh pendiri atau pemimpin berfungsi sebagai diskriminan yang membedakan satu organisasi dengan organisasi yang laim, slogan, jargon, atau atribut seperti pakaian seragam, logo dan simbol memberikan batasan sikap dan perilaku setiap anggota organisasi.
2.      Identitas. Identitas tertentu dipentingkan anggota sebagai identitas yang membedakan satu dengan yang lain dan memberikan kebanggan tersendiri.
3.      Perekat komitmen anggota organisasi. Perekat sosial dan perekat para pegawai agar mereka satu langkah dalam melihat kepentingan lembaga secara keseluruhan demi tercapainya standar kinerja lembaga yang telah ditetapkan.
4.      Peningkatkan stabilitas sistem sosial. Penciptaan dan pemeliharaan kerja yang memalui aktivitas bersama dalam upacara, syukuran, event-event, keolahragaan, dan sebagainya dapat meningkatkanstabilitas sistem sosial.
5.      Mekanisme konrol. Budaya organisasi memberikan petunjuk, sikap, dan perilaku anggota kelompok. Norma-norma kelompok yang merupakan bagian dari budaya organisasi haruslah inheren didalam hati para anggotanya.
Budaya organisasi dalam peranannya sebagai pembatasmembedakan satu organisasi dengan organisasi yang lain membedakan identitas (sense of identity) pada anggota organisasi. Budaya organisasi yang meresap pada anggota akan menumbuhkan komitmen. Komitmen diartikan sebagai suatu kondisi ketika anggota organisasi memberikan segenap kemampuannya dan loyalitas  tertinggi kepda organisasi. Disamping itu juga mendorong sumber daya manusia atau anggota organisasi untuk mencapai prestasi kerja atau produktivitas yang lebih baik dan dengan diketahui secara pasti jenjang kariernya diorganisasi mendorong mereka untuk konsisten dengan tugas dan tanggung jawabnya. Budaya  organisasi bukan saja bermanfaat bagi anggota organisasi, tetapi juga bagi organisasi sebagai lembaga. Budaya organisasi bermanfaat sebagai salah satu unsur yang dapat menekan trun over pegawai karena budaya organisasi bermanfaat sebagai salah satu unsur yang dapat ,enekan trun over pegawai karena budaya organisasi mendorong anggota memutuskan untuk tetap berkembang bersama lembaga. Dengan adanya budaya organisasi dapat membuat program-program pengembangan usaha dan pengembangan sumber daya manusiayang didukung penuh seluruh jajaran sumber daya manusia yang ada.








Nama   : Indri Septiorini
Npm    : 15214323
Kelas   : 3EA04

PEDOMAN DAN TINGKAH LAKU
Menurut buku Bambang Rudito dan Melia Famiola ,Segala tindakan dan tingkah laku manusia bila dicermati akan tampak sebuah pola yang menggolongkan manusia tersebut dalam kelompok-kelompok sosial tertentu yang menjadi ciri dari tindakan khas kelompok sosial yang bersangkutan. Tindakan-tindakan dan tingkah laku tersebut mencerminkan tingkah laku berkenaan dengan ciri khas kelompok sosial yang memunculkan tingkah laku tersebut, karena pada dasarnya tingkah laku tersebut mempunyai pedoman yang satu yang dipahami oleh banyak orang sebagai kelompok sosialnya. Dengan polanya yang selalu terjadi berulang-ulang, maka dapat dikatakan bahwa tingkah laku tersebut sudah menjadi adat istiadat yang berlaku dan tentunya tercermin juga dalam bentuk-bentuk hukum adat.
Penguatan kebiasaan yang berupa adat istiadat tersebut tercermin pada unsur-unsur kebudayaannya yang dapat diidentifikasi sebagai teknologi,ekonomi (mata pencaharian), religi, kesenian, bahasa, kekerabatan, dan organisasi sosial dan pengetahuan dari kelompok sosial yang bersangkutan. Kesemua unsur – unsur budaya yang bersangkutan akan saling terkait dengan lainnya dengan kenyataan sosial yang ada dalam arena sosial tertentu yang melingkupi kelompok sosial yang bersangkutan,seperti misalnya pada masyarakat dengan lainnya seperti misalnya pada masyarakat dengan kehidupannya sebagai bertani sawah, maka kecenderungan teknologi pengelolahan tanah yang kemudian dikuatkan oleh adanya religi yang mengarah pada upacara-upacara dalam bercocok tanam misalnya.
Unsur-unsur kebudayaan ini hanya dapat dimaknai ketika orang yang terlibat didalamnya sebagai anggota masyarakat dapat mewujudkan dalam bentuk tindakan dan tingkah laku,dengan tingkah laku yang muncul sesuai dengan unsur kebudaayaan yang ada maka otomatis moralitas yang menjadi sumber penilaian dalam berhubungan antarmanusia akan juga tampak ketika terwujud dalam kenyataan sosial.
Dengan kenyataan sosial yang ada dalam arena sosial tertentu yang melingkupi kelompok sosial yang bersangkutan, pelanggaran – pelanggaran terhadap tingkah laku pada dasarnya merupakan ketidak sesuaian antara pengetahuan yang dipunyainy dengan kenyataan yang harus dihadapi oleh manusia tersebut dalam berinteraksi satu sama lain.
Pelanggaran – pelanggaran terhadap tingkah laku pada dasarnya merupakan ketidaksesuaian antara pengetahuan yang di punyainya dengan kenyataan yang harus dihadapi oleh manusia tersebut dalam berinteraksi satu sama lain.
Kebudayaan adalah milik masyarakat, kemudian individu sebagai anggota masyarakat dengan kebudayaan tertentu akan mempunyai pengetahuan tentang budayanya (cultural knowledge), dan dengan pengetahuan budaya ini dipakai untuk memahami lingkungan dan mendorong terwujudnya tingkah laku (cultular behavior).Biasanya dalam masyarakat suku bangsa atau golongan sosial lain, tingkah laku budaya ini kemudian menciptakan benda-benda budaya (cultural artifact).








Nama   : Indri Septiorini
Npm    : 15214323
Kelas   : 3EA04

APRESIASI BUDAYA

Menurut buku Bambang Rudito dan Melia Famiola , Dalam proses adaptasi budaya yang dilakukan oleh perusahaan kaitannya dengan pembentukkan kebudayaan korporasi dalam pengetahuan para anggotanya dan dijadikan wujud nyata oleh para anggotanya sehingga memunculkan jati diri dari perusahaan yang bersangkutan, maka biasanya anggota – anggota organisasi termasuk juga perusahaan melakukan apa yang disebut sebagai apresiasi budaya.
Apresiasi budaya ini merupakan sebuah istilah untuk menyebutkan suatu kegiatan mengkaji ulang segala tingkah laku dan tindakan yang pernah dilakukan oleh individu – individu sebagai anggota sebuah organisasi sosial.
Apresiasi budaya menyangkut bebeberapa proses antara lain :
1.      Pengembangan strategi, strategi disini yang dimaksudkan adalah suatu proses dalam rangka mewujudkan etika dalam nilai budaya suatu perusahaan kedalam wujud nyata sebagai tindakan.Sehingga terdapat kesesuaian antara tindakan yang terwujud dlam interaksi sosial dengan pandangan hidup, nilai, norma, pengetahuan, aturan, etika yang terangkum dalam kebudayaan yang dijadikan acuan oleh anggota komunitas yang bersangkutan.
2.      Pengembangan metodologi dan instrumen, metodologi dan instrumen terkait dengan perangkat yang dipakai serta urutan tindakan yang dilakukan dalam rangka proses perwujudan tindakan budaya berdasarkan nilai budaya yang dianut oleh perusahaan. Cara-cara yang ditempuh oleh anggota komunitas perusahaan dalam menerapkan nilai budaya pada tindakan individunya akan berbeda antara satu perusahaan dengan lainnya dan ini tergantung pada pranata yang dipunyai oleh kebudayaan perusahaan yang bersangkutan.
3.      Pengembangan Teknik Dan Prosedur, Teknik dan prosedur disini dimaksudkan adalah suatu cara dan urutan tindakan apa saja yang dilakukan dalam mewujudkan nilai budaya untuk menjadi tindakan yang sesuai dengan kebudayaan yang dianut oleh komunitas perusahaan.
4.      Sosialisasi dan Pembelajaran, Sosialisasi di sini adalah suatu proses untuk belajar berperan bagi individu dalam suatu komunitas perusahaan dengan kebudayaan tertentu,dan ini menyangkut beberapa sarana yang dipakai sebagai sosialisasi yang terdiri dari : para shareholder dan pensiunan; teman sekerja satu bidang perkerjaan; pendidikan atau pelatihan; jurnal atau media yang diterbitkan dan komunitas perusahaan itu sendiri.

Dengan apresiasi budaya masing-masing anggota komunitas yang dalam hal ini adalah komunitas perusahaan dapat dengan baik menginternalisasikan nilai-nilai dan norma serta pengetahuan dan aturan perusahaan ke dalam tingkah laku masing-masing individu.Dengan demikian secara otomatis kebudayaan perusahaan yang ada dapat berkesinambungan.

Pembentukan budaya dalam sebuah korporasi menjadi hal yang mutlak bagi pengembangan sinergi hubungan antar karyawan sebagai anggota warga korporasi yang bersangkutan.Ini ditujukkan dengan peranan budaya perusahaan yang menjadi pedoman dalam bertindak dan bertingkah laku bagi karyawannya.


Nama               : Romi winata
Npm                : 19214795

Hubungan etika dan budaya

Secara konsep ada hubungan  kuat antara etika  dan budaya. Masyarakat yang berbudaya tinggi dianggap lebih mengerti dan memahami tentang etika, namun masyarakat dengan budaya cenderung pemahaman etika menjadi kurang. Kepemilikan budaya bersumber dari leluhur mereka tentang aturan-aturan dan hal-hal yang harus dilaksanakan sebagai sebuah warisan kebanggaan secara turun menurun.

 Bagi masyarakat pedalaman kalimantan sangat menghargai pohon-pohon yang tumbuh di hutan, karna pohon-pohon tersebut adalah pemberi rezeki bagi kehidupan mereka. Sehingga mereka sangat menentang segala tindakan seperti penebangan pohon secara sembarangan, apalagi jika berkeinginan untuk melakukan eksploitasi pohon secara  besar-besaran demi kepentingan bisnis. Konsep kehidupan ini sebenarnya juga terjadi pada tempat lain. dan beberapa bukti telah  memperlihatkan bagi mereka yang merusak dan mengeskploitasi hutan secara sembarangan telah menyebabkan bencana alam yang merugikan banyak pihak, seperti banjir bandang, tanah longsor dan lainya.


Kiranya ada banyak sedekah yang bisa kita berikan pada banyak orang tidak hanya sedekah harta namun sedekah ilmu juga menjadi penting. Orang yang berhasil mendapat kedudukan, memiliki kecerdasan, menjadi pengusaha, dan sejenisnya kiranya sangatlah perlu untuk memberikan sedekah ilmu yang ia memiliki, agar orang lain juga bisa menjadi sukses seperti dia. Seperti mengajarkan bagaimana ia meniti Karir dari bawa hingga ke atas, serta apa-apa yang harus generasi selanjutnya siapkan. Karena setiap kesuksesan seseorang sebenarnya tidak perna terlepas dari doa dan bantuan dari berbagai pihak, termasuk bantuan dari orang-orang terdekatnya. Seperti teman, kerabat, dan berbagai handai taulan lainya. Memang penafsiran menolong disini artinya menolong demi menciptakan kebaikan bukan menolong untuk menciptakan kehancuran, atau merusak tatanan kehidupan madani yang telah terbangun.   


Penafsiran lebih dalam dapat kita pahami bahwa dalam menolong dan membantu ada batas-batas yang dianggap boleh atau layak untuk dilakukan dan ada batas-batas yang tidak boleh dimasuki. Contoh seorang pimpinan yang memiliki keponakan yang melamar pekerjaan diperusahaan yang dipimpinnya. Tentunya jika pimpinan tersebut ingin memepergunakan “power” atau pengaruhnya ia akan bisa dengan mudah meluluskan keponakannya untuk bisa bekerja di sana walaupun ia dianggap memiliki kompetensi  yang rendah. Tapi tindakan itu dianggap melanggar atika atau sangat tidak etis.

Dapat kita lihat dari contoh penafsiran diatas bahwa mereka yang berbudaya tinggi cenderung untuk memahami etika bisnis secara jauh lebih jernih. Artinya apa yang ia peroleh dijadikan sebagai ilmu yang akan ia wariskan guna menciptakan suatu tatanan bisnis yang memiliki konsep budaya terhormat, dengan salah satunya menghargai budaya para nenek moyang. Yaitu menghargai sesama manusia dan hidup damai dengan alam.  Dan tidak menjadikan dengan apa yang ia peroleh dari dalam dengan merusak alam itu sendiri atau berbuat kemungkaran diatas muka bumi ini.


Nama   : Annisa
Npm    : 11214346
Kelas   : 3EA04
Pengaruh Etika Terhadap Budaya Perusahaan
Etika seseorangdan etika bisnis adalah suatu kesatuan yang terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dan saling melengkapi dalam mempengaruhi perilaku antar individu maupun kelompok yang menjadi organisasi yang mana akan berpengaruh pada budaya perusahaan itu. Jika suatu etika menjadi nilai dan keyakinan yang terinternalisasi dalam budaya perusahaan, maka hal tersebut akan berpotensi menjadi dasar kekuatan perusahaan yang pada akhirnya akan berpotensi menjadi stimulus dalam peningkatan karyawan.
 Etika bisnis merupaka output pendidikan seseorang pada masa kecil, dan dipengaruhi juga oleh lingkungan (sosial budaya sekitarnya). Hal tersebut ini dapat pengaruh yang signifikan antara etika seseorang dan tingkatan manajer terhadap tingkah laku etis dalam pengambilan keputusan. Kemanapun sesorang profesional untuk mengerti dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan, sosial budaya, dan masyarakat dimana dia berada. Budaya perusahaan memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap perilaku etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika mereka membudayakan etika dalam lingkungan perusahaan.







DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Sonny. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Pustaka Filsafat
Sudaryono, Dr. 2014. Budaya dan Perilaku Organisasi . Lentera ilmu Cendekia Perkantoran sentra. Jakarta
Rudito, Bambang & Mella Famiola.2013. CSR. Rekayasa Sains. Bandung

Fahmi,Irham. Etika Bisnis kasus, dan solusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar